Welcome to oye

Selamat membaca....

Kamis, 05 Juli 2012


BENDERANG SOPRAN
 Puisi Yanuar Emra
(  / WM  )

Pada malam-malamku panjang yang melelahkan
Saat sepihan hati yang tak berbentuk lagi
Dan saat asa nihil harapan
Kau tiupkan semilir yang menyejukkan

Hantaranmu berupa lembut tutur dalam sopran
Jelas ada benderang yang kau pancarkan
Membangunkan jiwa yang dipaksa mati
Sbagai penerang raga agar berarah lagi
Dan  kugapai engkau dengan mata hati

Kau periku...
Turunlah segera dari peraduan
Bawakan aku  kasih berikut sayangmu
Untuk masa 1000 tahun lagi
Tanpa penggalan cerita cinta
Dan tanpa sandiwara lagi

                                                                                                                Jakarta,  24 Juni 2012

YANG KETEMU DITENGAH KARAVAN

Aku tertatih-tatih diatas kaki yang sudah letih
Kuberjalan ditengah padang yang gerah
Dan dibelantara hutan yang tak berpenghuni
Aku bak sebuah pacuan ditengah karavan
Dipundak-ku…
Ada sekarung derita yang sulit kutanggalkan
Dan didepanku…
Aku memburu sesuatu yang tidak pasti


Kau sentuh kalbuku
Kau sentuh jiwaku
Apakah kau akan bawa
Cerita ini pada Tuhan
Atau adalah harapan
Yang bisa kutumpangkan padamu


****


BUKALAH HATIMU

Kala kutatap wajahmu
Kau pancarkan sinar pelangi
Saat kau lirikkan bening matamu
Aku tertusuk panah cintamu

Apakah kau juga punya rasa itu
Mana tali kasih darimu
Jangan kau jerat aku dalam belantara cintamu
Menjerit hatiku menunggu
Maka…bukalah hatimu
Bukalah pintu hatimu untukku

***

KUMPULAN PUISI : YANUAR EMRA

WAHAI TUHAN-KU (1)

Wahai Tuhan-ku…
Penguasa seluruh penguasa di jagad ini
Hembuskanlah sedikit kekuasaan-MU
Untuk mengahalau petaka yang bertengger
Dipundak pertiwi
Untuk menerjang bala yang menempel
Dipangkuan persada ini

Wahai Tuhan-ku…
Pemilik kekuatan siraja-raja kuat
Berikanlah sehelintir kekuatan-MU
Bagi hamba-MU yang tak kuat lagi
Menahan lapar dan emosi
Dan bagi kafilah-kafilah yang sedang
Membawa amanah negeri ini

                      ***

WAHAI TUHAN-KU (2)

Wahai Tuhan-ku…
Kutumbuhkan beribu sesal dihatiku
Tuk sirnakan langkah yang pernah salah
Kusuguhkan derai air mata
Sebagai pembasuh noda hitam di-dadaku
Dan kupanjat seuntai doa
Agar turun kasih sayang-MU

Kini aku kembali ke-rel-MU
Aku menuju Engkau
Kan kucintai Engkau
Melebihi cintaku terhadap seorang kekasih
Dan kubaktikan diri
Melebihi baktiku pada orangtua
Maka dari itu…ya Tuhan…
Dekaplah aku
Dan cerahkan diriku

                   ***

 
 
ELEGI BUAT IBU (1)

Ibu… Kala itu…
Nyawamu diantara tangis dan kepedihan
Dihadang maut yang siap menjemput

Tapi…saat tangis pertamaku membahana
Diantara dua selangkangmu
Tangis-mu beganti sontak bahagia
Dengan sisa tenaga sedikit daya

Selanjutnya…
Didada-mu terbuai seuntai kasih
Yang teramat mulya dan tak berujung
Pengorbanan-mu seluas lautan
Hasrat-mu setinggi angkasa
Demi mendewasakan seorang aku…anakmu
Terima kasih, ibu…

                    ***

ELEGI BUAT IBU (2)

Ibu…
Aku terbangun dari mimpi gelap kemaren
Aku sadar bahwa derasnya darah ditubuhku
Adalah milikmu…
Aku seakan mengganti ASI dengan tuba

Dan akupun tahu…
Bahwa redhamu adalah redha-NYA juga
Murkamu adalah murka-NYA juga

Kini…ketidak-redhaan dan kjemurkaan
Sedang berada dipundak-ku
Aku bertemankan cobaan
Dan penderitaan yang maha pedih

Ibu…Aku ingin berlutut dihadapan-mu
Kan kucuci dua telapak suci-mu
Dan kureguk airnya
Untuk mendapatkan kembali
Redhamu dan redha-NYA
                  
                      ***